FLR: Catat Baik-Baik Hari
Ini, Saya Tidak Mungkin Maki Orang.
Waingapu: Statemen Gubernur NTT Frans Lebu Raya menanggapi
aspirasi masyarakat Sumba Timur Bagian Selatan yang menginginkan pemekaran
wilayahnya terekspos gamblang dalam kunjungannya kali ini di Sumba Timur,
Minggu (10/2). Gubernur ditemani Benny Litelnoni beserta rombongan berkunjung untuk
melihat dari dekat persiapan pelaksanaan
Ujian Nasional (UN) siswa sekolah tingkat SD/SMP/SMA di Pulau Sumba, disempatkannya
untuk memenuhi beberapa undangan, di antaranya di Waingapu, Sumba Timur undangan dari
para tokoh masyarakat (tomas) wilayah selatan di kediaman Umbu Yadar, Kampung
Baru, Waingapu. Tidak kurang 100 orang yang hadir memenuhi undangan.
Statemen
Gubernur terlontar setelah Umbu Yadar, tuan rumah sekaligus salah seorang tomas
dari wilayah selatan, memberikan kata sambutannya. Salah satunya Yadar berharap
agar Gubernur turut mendukung serta memotivasi masyarakat wilayah selatan dalam
mengupayakan pemekaran.
“Sebenarnya
saya sendiri adalah pengurus Partai Golkar, kami mendukung Paket Tunas
sebenarnya. Yang
hadir saat ini merupakan keluarga saya, 70% nya adalah para
tokoh-tokoh Sumba Timur bagian Selatan. Kami sedang merencanakan pertemuan lanjutan
di Karera pada awal atau akhir Maret nanti terkait rencana pemekaran Sumba
Selatan. Sebelumnya, telah kami lakukan pertemuan di sini (18/1). Karena Sumba
Selatan adalah daerah terpencil dan berbatasan dengan Australia, juga hasil lautnya
cukup memadai. Pulau atau Desa Prai Salura di wilayah selatan berbatasan
langsung dengan perairan Australia, adalah desa di Sumba Timur dengan
pendapatan asli desa tertinggi, sekitar 100 juta rupiah”, tutur Yadar.
“Pelaksanaan
Program Anggur Merah sudah meluas di Sumba Timur, di wilayah Selatan sudah
masuk sekitar tahun ketiga dan sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di
sana. Keluarga yang hadir saat ini banyak juga yang merupakan anggota DPRD dari
beberapa Dapil. Kami sengaja mengundang keluarga hadir di sini untuk
mempertimbangkan bagaimana Paket Frenly. Kita harap Pak Frans Lebu Raya dan Pak
Benny bisa melanjutkan untuk 5 tahun ke depan”,
tambahnya.
Frans
Lebu Raya menanggapi kalimat sapaan Umbau Yadar, ia pada prinsipnya mendukung
upaya pemekaran wilayah Selatan.
“Pada prinsipnya sesungguhnya tidak ada
masalah, tapi hal yang penting perlu saya ingatkan kalau mau mekar batas
wilayah harus dibicarakan tuntas sebelum memulai. Karena itu sangat penting,
saya tentu akan memberikan dukungan pada proses pemekaran wilayah ini”, kata
Gubernur Frans Lebu Raya.
Dalam
undangan tampak hadir Wakil Ketua DPRD dari Fraksi PDIP Amos Manja Landupraing,
Ketua PDIP Sumba Timur John David, Ketua Tim Pemenangan Frenly Sumba Timur Pau Djara Liwe dan beberapa fungsionaris DPC partai berlambang
kepala banteng ini. Juga, beberapa keluarga Umbu Yadar yang dikenal sebagai
anggota DPRD Sumba Timur di antaranya Pdt. Yosua K. Maujawa, Feri Haba, Yunus
Hunga Meha, Amos Kulandima, Arnold Huki Lalatana, Umar AG Aldjufrie, Umbu Yanto
Diki Dongga, hadir pula mewakili Pemkab Sumba Timur yakni Kepala Badan
Kesbangpol dan Linmas, Dominggus Bandi, tokoh agama Pater Rano serta beberapa
tokoh masyarakat dan pemuda dari wilayah selatan.
Dilanjutkan
Frans Lebu Raya, meski masih dalam suasana moratorium namun beberapa waktu lalu
pemerintahannya agak memaksakan memekarkan Malaka dengan isu “perbatasan”,
masih ada dua kabupaten lagi yang dokumen-dokumennya lengkap sudah diajukan ke
pemerintah pusat yaitu calon Kabupaten Adonara dan Kota Maumere. Dua daerah
tersebut menurutnya sangat perlu untuk dimekarkan selain Malaka. Untuk wilayah
selatan Sumba Timur ia meminta aspirasi yang ada diproses dengan
sebaik-baiknya.
“Kalau
mau bentuk tim (pemekaran) cukup satu, saya punya cerita pengalaman di daerah
lain, jika terlalu banyak tim nanti dalam perjalanan jadi ribut, nanti ada yang
merasa lebih berjasa dan seterusnya, jadi cukup satu tim saja”, himbau Frans.
”Kemudian
Tim temui Bupati Sumba Timur dulu bicara baik-baik, mulai dulu dengan studi
akademisnya kemudian proses yang lainnya dipenuhi. Namun prinsip pemekaran bagi
saya adalah untuk percepatan pembangunan”, jelasnya.
FLR: Kalau Umbu Yadar Dari Partai
Golkar, Pantas Kalau Mendukung Frenly Karena Kita Tidak Sedang Memilih
Ketua Partai.
Menanggapi
dukungan tuan rumah Umbu Yadar terhadap Paket Frenly yang diusung oleh PDIP bersama koalisi partai gabungan lainnya yakni PPP, PKB, Hanura dan PKS, Frans Lebu Raya
mengatakan hal itu sebagai kepantasan.
“Yakinlah
kami tidak akan menjelek-jelakkan orang lain, kami akan tetap santun menjaga
suasana tetap aman dan damai. Dari mulut saya catat baik-baik hari ini saya
tidak mungkin maki orang, sudah saya buktikan sejak periode pertama, saya tidak
pernah maki orang. Kita bangun demokrasi secara santun. Kalau toh Umbu Yadar
dari Partai Golkar, pantas beliau kalau dukung Frenly, karena kita tidak sedang
memilih ketua partai”, ujar Frans Lebu Raya, disambut tepuk tangan undangan
yang hadir.
Di
akhir sambutannya, Gubernur Frans Lebu Raya berjanji akan memperbaiki ruas
jalan Melolo-Wulla Waijelu jika terpilih lagi menjadi Gubernur NTT berpasangan
dengan Benny Litelnony dalam duet pasangan Cagub-Cawagub 2013-2018 yang bertagline FRENLY.
Tampak
turut dalam rombongan Gubernur, Dirut Bank NTT Daniel Tagudedo, Kadis PU Prov.NTT
Andre Koreh danKepala Bappeda Prov. NTT I
Wayan Darmawa. Rombongan kemudian melanjutkan kunjungannya ke beberapa tempat
di Kota Waingapu, di antaranya ke Kantor Sinode dan Kambaniru untuk memenuhi
undangan.
Namun,
Umbu Yadar ditemui wartawan beberapa waktu sebelumnya, ia mengaku para tokoh
dari wilayah selatan juga telah melakukan pendekatan dengan Bupati Sumba Timur
Gidion Mbilijora dan telah mendapatkan respon positif terkait pemekaran dari
Bupati. (ditulis oleh:hsm-alj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar