Senin, 11 Februari 2013

GUBERNUR FRANS LEBU RAYA DUKUNG PEMEKARAN SUMBA TIMUR BAGIAN SELATAN


FLR: Catat Baik-Baik Hari Ini, Saya Tidak Mungkin Maki Orang.

Waingapu: Statemen Gubernur NTT Frans Lebu Raya menanggapi aspirasi masyarakat Sumba Timur Bagian Selatan yang menginginkan pemekaran wilayahnya terekspos gamblang dalam kunjungannya kali ini di Sumba Timur, Minggu (10/2). Gubernur ditemani Benny Litelnoni beserta rombongan berkunjung untuk  melihat dari dekat persiapan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) siswa sekolah tingkat SD/SMP/SMA di Pulau Sumba, disempatkannya untuk memenuhi beberapa undangan, di antaranya di Waingapu, Sumba Timur undangan dari para tokoh masyarakat (tomas) wilayah selatan di kediaman Umbu Yadar, Kampung Baru, Waingapu. Tidak kurang 100 orang yang hadir memenuhi undangan.
Statemen Gubernur terlontar setelah Umbu Yadar, tuan rumah sekaligus salah seorang tomas dari wilayah selatan, memberikan kata sambutannya. Salah satunya Yadar berharap agar Gubernur turut mendukung serta memotivasi masyarakat wilayah selatan dalam mengupayakan pemekaran.
“Sebenarnya saya sendiri adalah pengurus Partai Golkar, kami mendukung Paket Tunas sebenarnya. Yang
hadir saat ini merupakan keluarga saya, 70% nya adalah para tokoh-tokoh Sumba Timur bagian Selatan. Kami sedang merencanakan pertemuan lanjutan di Karera pada awal atau akhir Maret nanti terkait rencana pemekaran Sumba Selatan. Sebelumnya, telah kami lakukan pertemuan di sini (18/1). Karena Sumba Selatan adalah daerah terpencil dan berbatasan dengan Australia, juga hasil lautnya cukup memadai. Pulau atau Desa Prai Salura di wilayah selatan berbatasan langsung dengan perairan Australia, adalah desa di Sumba Timur dengan pendapatan asli desa tertinggi, sekitar 100 juta rupiah”, tutur Yadar.

“Pelaksanaan Program Anggur Merah sudah meluas di Sumba Timur, di wilayah Selatan sudah masuk sekitar tahun ketiga dan sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di sana. Keluarga yang hadir saat ini banyak juga yang merupakan anggota DPRD dari beberapa Dapil. Kami sengaja mengundang keluarga hadir di sini untuk mempertimbangkan bagaimana Paket Frenly. Kita harap Pak Frans Lebu Raya dan Pak Benny bisa melanjutkan untuk 5 tahun ke depan”,  tambahnya.
Frans Lebu Raya menanggapi kalimat sapaan Umbau Yadar, ia pada prinsipnya mendukung upaya pemekaran wilayah Selatan.
 “Pada prinsipnya sesungguhnya tidak ada masalah, tapi hal yang penting perlu saya ingatkan kalau mau mekar batas wilayah harus dibicarakan tuntas sebelum memulai. Karena itu sangat penting, saya tentu akan memberikan dukungan pada proses pemekaran wilayah ini”, kata Gubernur Frans Lebu Raya.


Dalam undangan tampak hadir Wakil Ketua DPRD dari Fraksi PDIP Amos Manja Landupraing, Ketua PDIP Sumba Timur John David, Ketua Tim Pemenangan Frenly Sumba Timur Pau Djara Liwe dan beberapa fungsionaris DPC partai berlambang kepala banteng ini. Juga, beberapa keluarga Umbu Yadar yang dikenal sebagai anggota DPRD Sumba Timur di antaranya Pdt. Yosua K. Maujawa, Feri Haba, Yunus Hunga Meha, Amos Kulandima, Arnold Huki Lalatana, Umar AG Aldjufrie, Umbu Yanto Diki Dongga, hadir pula mewakili Pemkab Sumba Timur yakni Kepala Badan Kesbangpol dan Linmas, Dominggus Bandi, tokoh agama Pater Rano serta beberapa tokoh masyarakat dan pemuda dari wilayah selatan.
Dilanjutkan Frans Lebu Raya, meski masih dalam suasana moratorium namun beberapa waktu lalu pemerintahannya agak memaksakan memekarkan Malaka dengan isu “perbatasan”, masih ada dua kabupaten lagi yang dokumen-dokumennya lengkap sudah diajukan ke pemerintah pusat yaitu calon Kabupaten Adonara dan Kota Maumere. Dua daerah tersebut menurutnya sangat perlu untuk dimekarkan selain Malaka. Untuk wilayah selatan Sumba Timur ia meminta aspirasi yang ada diproses dengan sebaik-baiknya.
“Kalau mau bentuk tim (pemekaran) cukup satu, saya punya cerita pengalaman di daerah lain, jika terlalu banyak tim nanti dalam perjalanan jadi ribut, nanti ada yang merasa lebih berjasa dan seterusnya, jadi cukup satu tim saja”, himbau Frans.
”Kemudian Tim temui Bupati Sumba Timur dulu bicara baik-baik, mulai dulu dengan studi akademisnya kemudian proses yang lainnya dipenuhi. Namun prinsip pemekaran bagi saya adalah untuk percepatan pembangunan”, jelasnya.

FLR: Kalau Umbu Yadar Dari Partai Golkar, Pantas Kalau Mendukung Frenly Karena Kita Tidak Sedang Memilih Ketua Partai.
Menanggapi dukungan tuan rumah Umbu Yadar terhadap Paket Frenly yang diusung oleh PDIP bersama koalisi partai gabungan lainnya yakni PPP, PKB, Hanura dan PKS, Frans Lebu Raya mengatakan hal itu sebagai kepantasan.
“Yakinlah kami tidak akan menjelek-jelakkan orang lain, kami akan tetap santun menjaga suasana tetap aman dan damai. Dari mulut saya catat baik-baik hari ini saya tidak mungkin maki orang, sudah saya buktikan sejak periode pertama, saya tidak pernah maki orang. Kita bangun demokrasi secara santun. Kalau toh Umbu Yadar dari Partai Golkar, pantas beliau kalau dukung Frenly, karena kita tidak sedang memilih ketua partai”, ujar Frans Lebu Raya, disambut tepuk tangan undangan yang hadir.
Di akhir sambutannya, Gubernur Frans Lebu Raya berjanji akan memperbaiki ruas jalan Melolo-Wulla Waijelu jika terpilih lagi menjadi Gubernur NTT berpasangan dengan Benny Litelnony dalam duet pasangan Cagub-Cawagub 2013-2018  yang bertagline FRENLY.
Tampak turut dalam rombongan Gubernur, Dirut Bank NTT Daniel Tagudedo, Kadis PU Prov.NTT Andre Koreh danKepala Bappeda Prov. NTT  I Wayan Darmawa. Rombongan kemudian melanjutkan kunjungannya ke beberapa tempat di Kota Waingapu, di antaranya ke Kantor Sinode dan Kambaniru untuk memenuhi undangan.
Namun, Umbu Yadar ditemui wartawan beberapa waktu sebelumnya, ia mengaku para tokoh dari wilayah selatan juga telah melakukan pendekatan dengan Bupati Sumba Timur Gidion Mbilijora dan telah mendapatkan respon positif terkait pemekaran dari Bupati. (ditulis oleh:hsm-alj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar